Belakangan ini bank sentral global dan domestik (Bank Indonesia/BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan. Imbasnya pasar saham menjadi bergairah, tak terkecuali bagi saham emiten asuransi.
Sesuai dengan dugaan pelaku pasar, bank sentral AS yakni The Fed akhirnya memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) sehingga membawa Fed Fund Rate ke kisaran 4,75-5,00%. Sebelumnya Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI juga memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps ke 6,00%.
Pelonggaran kebijakan moneter tersebut akhirnya direspons positif oleh pasar saham domestik. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat dan sempat tembus level penutupan di 7.905,4 yang merupakan level tertingginya sepanjang masa.
Saham-saham sektor keuangan seperti perbankan yang menopang indeks turut menikmati euforia tersebut dan melesat tinggi. Selain saham bank, beberapa saham dari sektor asuransi umum juga ikut naik seperti saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance/TUGU).
Saham TUGU mengakhiri perdagangan Kamis (19 September 2024) di zona hijau dengan penguatan 0,82% ke Rp 1.235 per saham. Kenaikan tersebut terjadi setelah saham TUGU juga menguat lebih dari 1% sehari sebelumnya.
Pada perdagangan hari ini, Jumat (20 September 2024), harga saham TUGU terpantau masih bergerak di zona hijau dan telah menguat 2,83% ke Rp1.270 per saham. Analis pun turut mengurai sejumlah pendorong bergeliatnya saham anak usaha PT Pertamina (Persero) ini.
“Penurunan suku bunga positif untuk bank karena bisa mendongkrak NIM. Bagi asuransi juga positif karena harga instrumen keuangan seperti obligasi, saham dan reksadana bisa menguat meski suku bunga deposito turun. Namun dengan alokasi yang tepat, ini dapat memicu pertumbuhan pendapatan investasi untuk sektor asuransi umum” kata Abdul Aziz analis Kiwoom Sekuritas, Jumat (20/9/2024).
Azis turut menjelaskan kenaikan saham TUGU belakangan ini juga ditopang oleh fundamental yang solid. Ia mencontohkan bahwa sepanjang Januari-Agustus 2024, pendapatan investasi TUGU (induk) sudah tembus Rp 253 miliar atau naik 22% dari tahun sebelumnya, demikian juga pendapatan underwriting yang naik 32% dari tahun sebelumnya menjadi Rp 977,5 miliar”.
Meskipun pasar keuangan sempat diwarnai dengan fluktuasi dan gejolak tetapi TUGU mampu mempertahankan kinerja positifnya. Oleh sebab itu dengan penurunan suku bunga ini diharapkan memberikan gambaran yang lebih jelas terkait arah pasar.
“Era suku bunga tinggi sudah mulai ditinggalkan, arah pasar diharapkan bisa lebih terbaca sehingga perusahaan asuransi umum seperti TUGU bisa meramu strategi investasi yang tepat dengan risk return yang sesuai” kata Azis.
Ia menerangkan, bahwa kenaikan harga saham TUGU yang sempat mencapai level tertinggi tiga bulan merupakan salah satu bentuk apresiasi pasar terhadap kinerja TUGU. Meski demikian, Ia menilai bahwa harga saham TUGU masih undervalued. Dalam sepekan, saham TUGU sudah menguat 3,67%, dan dalam sebulan kenaikannya telah mencapai 12,39%. Bahkan jika ditarik dalam 3 bulan terakhir, kenaikannya sudah menyentuh angka 25,12%.
“Pertumbuhan bottom-line lebih disebabkan karena core business di semua lini yang mengalami perbaikan, sehingga fundamental semakin solid. Dengan konsistensi dividen yang dibayarkan perseroan serta valuasi yang murah (PBV < 0,5x), potensi upside harga sahamnya masih terbuka lebar” pungkasnya.