‘Menang’ Populasi Orang Muda, Potensi Pertumbuhan ASEAN Datang dari RI

Ilustrasi Gen Z. (Dok. Freepik)

Indonesia Emas 2045 bukan sekadar jargon dalam menyambut usia 100 tahun kemerdekaan negara ini. Pada dasarnya, Indonesia Emas 2045 merupakan visi perwujudan tingkat kesejahteraan masyarakat yang lebih baik dan merata dengan kualitas manusia lebih tinggi, serta peningkatan level ekonomi sehingga Indonesia bisa menjadi negara maju.

Visi ini juga mencakup pemerataan yang berkeadilan di semua bidang pembangunan dalam bingkai Indonesia yang berdaulat dan demokratis. Melalui visi ini pula, Indonesia menginginkan adanya peningkatan investasi yang masif sekaligus menjadi salah satu yang terbaik di kawasan Asia dan dunia.

Untuk meraih cita-cita menuju Indonesia Emas 2045, negara ini dibekali berbagai kekuatan yang perlu diperhitungkan. Pertama, Indonesia memiliki penduduk angkatan kerja terbesar keempat di dunia, yakni mencapai 146,6 juta jiwa.

Kedua, Indonesia dapat mengoptimalisasi potensi bonus demografi. Saat ini Indonesia berada pada periode Rasio Ketergantungan Penduduk paling rendah (Puncak Bonus Demografi), yang terjadi hanya satu kali dalam sejarah peradaban suatu negara, sehingga hal tersebut harus bisa dioptimalkan.

ASEAN Economist UOB Enrico Tanuwidjaja menuturkan, Indonesia adalah negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Hal itu tercermin dari bonus demografi paling menjanjikan.

Indonesia pun berpeluang menjadi gerbang strategis untuk membuka potensi perekonomian kawasan. Hal ini didorong oleh keunggulan iklim investasi di Tanah Air.

“Indonesia merupakan basis manufaktur alternatif yang kompetitif dan sekaligus memiliki konsumsi dalam negeri yang kuat, optimalisasi infrastruktur, pemanfaatan teknologi, dan pengembangan ibu kota baru,” kata Enrico beberapa waktu lalu.

Ketiga, letak wilayah Indonesia yang strategis untuk perdagangan internasional. Selain itu, pengaruh musim membuat Indonesia menjadi negara agraris.

Keempat, Indonesia diberkahi sumber daya alam (SDA) yang mumpuni. Terbukti, negara ini memiliki kekayaan cadangan mineral yang besar, yang mana Indonesia menjadi peringkat pertama cadangan Nikel (21 juta metrik ton), Bauksit peringkat ke-6 (1 miliar metrik ton), Tembaga peringkat ke-7 (24 juta metrik ton), Timah peringkat ke-1 (0,8 juta metrik ton).

Dalam hal pertumbuhan ekonomi, Indonesia diperkirakan dapat mencapai rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 5,7% sejak 2016, berkat reformasi struktural yang berkelanjutan, pemanfaatan bonus demografi, kemajuan teknologi, dan peningkatan daya saing ekonomi.

Enrico memproyeksikan, ekonomi Indonesia akan tetap stabil hingga akhir 2024. Bank Indonesia (BI) bahkan memperkirakan bahwa ekonomi Indonesia bisa mengalami pertumbuhan positif tahun ini dalam kisaran 4,7% hingga 5,5% meskipun terdapat ketidakpastian global.

Pertumbuhan ekonomi nasional yang positif sebagian besar didorong oleh konsumsi domestik yang kuat, terutama selama periode musiman seperti Ramadan dan Idul Fitri 2024.

“Kami tetap optimis bahwa Indonesia akan mengalami pertumbuhan sedikit lebih baik dibandingkan tahun 2023. Kami masih memperkirakan pertumbuhan sekitar 5,2%, didorong oleh konsumsi pemerintah yang meningkat, belanja pemerintah yang lebih tinggi, serta ekspor bersih yang tetap positif. Kami berharap ini akan menghasilkan dampak positif bagi konsumsi rumah tangga,” ujarnya.

Dengan demikian, kekuatan demografis Indonesia memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi ASEAN. Populasi muda Indonesia merupakan aset berharga yang memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga di tingkat regional.

Sebagai pasar terbesar di kawasan ini, Indonesia menjadi daya tarik utama bagi investor dan pelaku bisnis. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil membantu meningkatkan kestabilan ekonomi regional dan mendorong integrasi ekonomi yang lebih erat di ASEAN.

Dengan memanfaatkan kekuatan generasi muda yang kompeten, Indonesia dapat terus memainkan peran kunci dalam pertumbuhan ekonomi ASEAN. Kemajuan ini tidak hanya akan menguntungkan Indonesia tetapi juga berkontribusi pada kemajuan ekonomi dan stabilitas kawasan secara keseluruhan.

Pada 2036, Indonesia diperkirakan akan menjadi negara dengan pendapatan tinggi dan menjadi ekonomi terbesar kelima di dunia pada 2045. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan inklusif akan mendorong jumlah kelas menengah mencapai sekitar 70% dari total penduduk Indonesia pada 2045.

Selain itu, kekuatan lain Indonesia terletak pada investasi dan perdagangan. Pada tahun 2045, rasio aliran Investasi Langsung Asing (FDI) terhadap PDB diperkirakan akan meningkat menjadi 4,5%, dengan rata-rata pertumbuhan investasi sebesar 6,4% per tahun dan kontribusi investasi terhadap PDB diperkirakan meningkat menjadi 38,1%.

kas138

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*