
Remaja tawuran
Pemerintah Provinsi Bengkulu di bawah kepemimpinan Gubernur Helmi Hasan mengambil langkah tegas dalam menangani maraknya kenakalan remaja. Bersama jajaran TNI dan Polri, Pemprov menggagas program pembinaan berupa pelatihan semi militer yang ditujukan bagi remaja bermasalah di wilayah Bengkulu.
Program ini menyasar anak-anak muda yang terlibat dalam berbagai perilaku menyimpang, seperti narkoba, tawuran, geng motor, bolos sekolah, hingga tindakan membangkang terhadap orang tua dan guru.
“Kepada anak-anak yang nakal, melawan orang tua, melawan guru, geng motor, merokok, bolos sekolah — tunggu. Pemprov bersama TNI-Polri akan datang menjemput, untuk melatih mereka di barak selama 40 hari,” ujar Helmi Hasan, Selasa (29/4/2025).
Remaja yang dianggap sudah tidak bisa dibina oleh sekolah maupun orang tua akan dijemput langsung dari rumah oleh petugas TNI atau Polri. Mereka kemudian akan mengikuti pelatihan semi militer selama 40 hari di barak militer. Jika setelah masa tersebut belum menunjukkan perubahan sikap, pelatihan bisa diperpanjang hingga empat bulan.
Program ini tidak hanya bertujuan membentuk kedisiplinan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai seperti rasa hormat terhadap orang tua, tanggung jawab, dan menjauhkan mereka dari pergaulan negatif.
Agar program ini berjalan efektif, Gubernur Bengkulu mengajak para orang tua untuk proaktif melaporkan anak-anak mereka yang sulit dibina.
“Program ini bukan untuk menghukum, tapi untuk menyelamatkan generasi muda dari kehancuran. Kami berharap para orang tua mendukung dan turut serta dalam proses pembinaan ini,” tambah Helmi.
Langkah ini dinilai sebagai bentuk komitmen nyata Pemprov Bengkulu, dalam menekan angka kenakalan remaja dan menciptakan lingkungan sosial yang lebih sehat dan produktif.