Rupiah terapresiasi di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan awal pekan ini Senin (21/10/2024) pasca pelantikan menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka hari ini.
Berdasarkan data refinitiv, rupiah ditutup di level Rp15.490/US$ melemah hingga 0,19% dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp15.420 hingga Rp15.500 per dolar AS.
Sementara DXY tepat pukul 15.00 WIB menguat 0,13% di angka 103,626. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan posisi akhir pekan lalu yang berada di angka 103,493.
Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan pada penutupan pasar sore ini, di tengah perhatian investor terhadap pengumuman Kabinet Merah Putih yang baru dibentuk oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Pasar tampak menunggu kebijakan ekonomi dari jajaran menteri baru, terutama terkait reformasi ekonomi yang telah dijanjikan Prabowo dalam pidato perdananya.
Pelantikan Prabowo dan Gibran pada Minggu (20/10/2024) di Gedung MPR/DPR/DPD menandai awal pemerintahan baru yang langsung mengumumkan Kabinet Merah Putih.
Investor kini mencermati langkah-langkah strategis dari tim ekonomi, yang diharapkan mampu memperbaiki situasi ekonomi, termasuk mengatasi masalah korupsi dan swasembada pangan.
Namun, ketidakpastian seputar arah kebijakan yang akan diambil oleh kabinet baru ini telah menimbulkan kehati-hatian di kalangan pelaku pasar, yang tercermin pada pelemahan nilai tukar rupiah.
Di tengah ketidakpastian tersebut, pelemahan nilai tukar juga dipengaruhi oleh rilis data dari Bank Indonesia (BI) mengenai likuiditas perekonomian.
Uang beredar dalam arti luas (M2) pada Agustus 2024 tercatat sebesar Rp8.973,7 triliun, dengan pertumbuhan 7,3% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya.
Perlambatan ini mencerminkan kondisi ekonomi yang lebih menantang, yang turut memperberat beban rupiah.
Meski Prabowo dalam pidatonya telah berkomitmen untuk mempercepat swasembada pangan dan memberantas korupsi melalui reformasi sistem, pasar masih menunggu realisasi dari janji-janji tersebut.