
Pemerintah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjajaki kolaborasi dengan Mata Garuda NTT untuk mewujudkan program pembangunan daerah yang berbasis riset dan berdampak nyata.
Wakil Wali Kota Kupang Serena Francis di Kupang, Jumat, mengapresiasi inisiatif Mata Garuda NTT sebagai perkumpulan alumni penerima beasiswa LPDP untuk berkolaborasi dalam pembangunan yang berkelanjutan.
“Pemkot terbuka untuk menjalin kerja sama, baik dalam bentuk proyek fisik maupun nonfisik seperti penyusunan policy brief atau penelitian. Apalagi, banyak isu strategis yang bisa kita garap bersama, seperti ekonomi kreatif, pengelolaan sampah, air bersih, dan pemberdayaan perempuan,” katanya.
Serena menegaskan kolaborasi ini penting dalam mendorong kemajuan daerah, khususnya melalui program-program berbasis riset dan pengabdian masyarakat di Kota Kupang.
Ia turut mengangkat salah satu program prioritas Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang yang saat ini sedang dirancang, sebagai bentuk afirmasi terhadap perempuan.
Program ini diharapkan menjadi pilot project pertama di Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan dasar perempuan dari kelompok kurang mampu, sehingga perlu partisipasi alumni LPDP yang sesuai bidangnya.
Serena juga menyampaikan harapan agar program mentoring LPDP yang sebelumnya pernah dilakukan bersama Mata Garuda dapat menjadi agenda tahunan pemkot, guna mendorong lebih banyak generasi muda Kota Kupang lolos beasiswa LPDP.
“Kami percaya bahwa kolaborasi ini akan memperkaya pembangunan Kota Kupang dan memberi dampak berkelanjutan bagi masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Ketua Mata Garuda NTT Lodia Semaya Amnifu menyampaikan bahwa alumni LPDP dari berbagai lintas disiplin ilmu memiliki semangat besar untuk terlibat aktif dalam pembangunan daerah.
“Kami ingin Kota Kupang juga dapat menjadi sasaran program-program kami secara spesifik, seperti yang kami lakukan di kabupaten lain. Untuk itu, kami berharap bisa menjalin kolaborasi dengan pemerintah kota agar kontribusi kami lebih terarah dan berdampak,” ujarnya.
Menurut dia, pihaknya mengangkat potensi replikasi program Pengabdian Alumni Non ASN Penerima LPDP (PANA) di wilayah Kota Kupang.
PANA merupakan program kolaborasi antara LPDP dengan Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PPDT), Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal.
Saat ini program PANA sedang dijalankan di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT, dengan fokus utama pada pengembangan desa wisata berkelanjutan di daerah tertinggal.
Melalui skema ini, alumni LPDP diberi kesempatan untuk mengajukan proposal kegiatan berbasis riset dan pengabdian masyarakat selama enam bulan di desa-desa binaan yang telah ditentukan.
Program ini dinilai efektif dalam mendorong kontribusi langsung alumni terhadap pembangunan daerah, sekaligus memperkuat jejaring kolaboratif antara pemerintah pusat, daerah, dan komunitas akademik.
“Kami berharap Pemkot Kupang sebagai mitra lokal juga dapat menginisiasi program serupa. Temanya bisa disesuaikan dengan isu-isu strategis daerah seperti pengelolaan sampah, ekonomi kreatif, atau pariwisata komunitas,” katanya.
Menanggapi hal ini, Wali Kota Kupang Christian Widodo mengusulkan agar Pemkot Kupang dapat memfasilitasi inisiasi proyek alumni, misalnya melalui skema sayembara atau pendanaan mini project yang relevan dengan kebutuhan kota.