Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah mengeluarkan perintah bagi Iran untuk “menyerang Israel secara langsung”. Ini setelah pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran, Rabu dini hari waktu setempat.
Mengutip CNN International, hal ini diberitakan pertama kali oleh New York Times (NYT). Laman itu mengutip informasi dari tiga pejabat Iran yang mengetahui perintah tersebut, mengatakan arahan tersebut diberikan selama pertemuan darurat untuk Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.
“Para pejabat tersebut meminta untuk tidak disebutkan namanya karena mereka tidak memiliki kewenangan untuk berbicara di depan umum,” muatnya.
“Laporan itu tidak menyebutkan bagaimana atau kapan serangan akan dilakukan,” tambahnya lagi.
Sebelumnya, Khamenei mengatakan bahwa Iran “bertugas” untuk membalas kematian Haniyeh. Apalagi ia terbunuh di dalam wilayah Iran.
“Dengan tindakan ini, rezim Zionis kriminal dan teroris menyiapkan dasar untuk hukuman keras bagi dirinya sendiri, dan kami menganggapnya sebagai tugas kami untuk membalas dendam atas darahnya karena ia telah menjadi martir di wilayah Republik Islam Iran,” katanya dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi IRNA.
“Anda telah membunuh tamu kami yang terhormat di rumah kami dan sekarang telah membuka jalan bagi hukuman berat Anda,” ujarnya merujuk pada Israel.
Sementara itu PBB sendiri tengah melakukan rapat darurat terkait tewasnya Haniyah. Sejumlah negara mengecam pembunuhan tersebut dan menunjuk eskalasi di Timur Tengah tak bisa dihentikan.
Amerika Serikat (AS) sendiri meminta negara-negara mendukung Israel membela diri. Palestina meminta dunia segera menghentikan pembunuhan Israel.
Media Iran mengatakan bahwa Haniyeh tewas dalam serangan udara. Ia sendiri sebenarnya baru tiba di Iran Selasa, untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.
Mengutip media Arab Saudi Al Hadath, ia disebut tewas oleh serangan rudal berpemandu yang menargetkan kediaman pribadinya. CNN International merujuk laman IRNA, media pemerintah Iran, mengatakan ia diserang di Teheran menggunakan “proyektil berpemandu udara”.