Perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) terancam kembali molor. Meski begitu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) tetap menargetkan perjanjian dagang itu bisa rampung sebelum pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berakhir.
Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional, Bara Krishna Hasibuan meyakini IUE-CEPA bisa selesai dan disepakati sebelum masa pemerintahan Presiden Jokowi berakhir, namun mungkin hal-hal yang pokok atau utamanya terlebih dulu. Jika memang tidak bisa selesai sebelum 20 Oktober 2024, katanya, bisa dilanjutkan di pemerintahan berikutnya.
“Jadi memang (sebelumnya) kita harapkan perjanjian dagang dengan Uni Eropa bisa selesai September ini. Namun, waktunya sudah tidak banyak. Memang kita harapkan sebelum pak Jokowi selesai di Oktober, ini sudah bisa kita sepakati, mungkin secara principal dulu. Kalau memang tidak bisa, dilanjutkan oleh pemerintahan berikutnya,” kata Bara dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta Pusat, Senin (23/9/2024).
Kendati demikian, Bara mengatakan Kepala Negosiasi Kemendag masih terus berupaya mencari titik temu perundingan perjanjian dagang dengan Uni Eropa. Adapun yang menyebabkan kembali molornya perjanjian dagang IUE-CEPA, katanya, karena masih ada dua sampai dengan tiga isu lagi yang belum mencapai kesepakatan antara Indonesia dengan Uni Eropa.
“Kita di Kemendag, chief negotiator kita sedang bekerja keras untuk cari titik temu. Saat ini hanya ada 2 atau 3 isu saja yang masih belum bisa kita sepakati antara kedua belah pihak, Indonesia dengan Uni Eropa. Tapi chief negotiator kita setiap hari berkomunikasi dengan pihak Uni Eropa melalui zoom untuk mencari titik temu, sehingga bisa selesai,” ujarnya.
Namun, Bara tidak bisa mengungkapkan secara detail terkait dua sampai dengan tiga isu yang menjadi kendala belum tercapainya kesepakatan tersebut. Sebab, perundingan masih berlangsung.
“Saya nggak bisa katakan secara detail, karena (perundingannya) masih berlangsung,” ucap Bara.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa atau IEU-CEPA terancam kembali molor, karena adanya perubahan kabinet di Uni Eropa.
“Jadi negosiator kita itu sekarang sudah tidak menjabat lagi,” kata Airlangga dalam Rakornas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah, di Jakarta, Senin, (23/9/2024).
Airlangga mengatakan karena adanya perubahan susunan kabinet ini, perundingan yang telah berjalan selama 9 tahun terpaksa agak mundur ke belakang. Menurut dia, kabinet baru di Uni Eropa meminta syarat tambahan.
“Jadi perundingan yang sudah 9 tahun yang tadinya kita sudah putuskan untuk kita selesaikan, tetapi new cabinet di sana tentu punya permintaan baru lagi,” kata Airlangga.
Airlangga menyebut saat ini ada tiga isu utama yang dibahas dalam perundingan IEU-CEPA. Pertama, Eropa menginginkan izin impor ke Indonesia dipermudah. Kedua, Eropa masih bersikeras ihwal bea keluar. Dan ketiga, Eropa masih ngotot mengenai pajak transmisi digital.
“Kami telah meminta agar menunggu WTO (World Trade Organization), mereka tidak mau,” kata Airlangga.