Festival yang memicu perputaran ekonomi kampung

Festival yang memicu perputaran ekonomi kampung
  • Salah satu penampilan kesenian di Festival Kampung Cempluk. (ANTARA/HO-Redy Eko Prasetyo)

 Kampung Cempluk yang berada di Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur, telah berhasil dan ajek menyelenggarakan festival tahunan yang merupakan ajang ekspresi kegembiraan warga, sekaligus menjadi suguhan hiburan tidak hanya bagi warga kampung itu, melainkan juga warga lain, bahkan dari kota lain.

“Kampung Cempluk Festival” tidak hanya menjadi panggung perayaan kebudayaan, tetapi juga memicu perputaran ekonomi yang signifikan di tengah masyarakat. Aktivasi sosial-budaya yang berlangsung selama sepekan penuh terbukti menciptakan peluang-peluang ekonomi yang tumbuh secara organik, memberikan dampak langsung bagi warga kampung.

Kegiatan ekonomi yang menggeliat di sepanjang festival mencerminkan bagaimana kebudayaan dan ekonomi dapat berjalan seiring, saling memperkuat satu sama lain.

Setiap gelaran festival, banyak warga yang berpartisipasi melalui berbagai aktivitas ekonomi, mulai dari membuka kios makanan tradisional, menjual kerajinan tangan, hingga menyediakan jasa parkir dan akomodasi sederhana bagi pengunjung yang datang dari luar kampung.

Aktivitas perdagangan ini memberikan penghasilan tambahan bagi keluarga-keluarga kampung, sekaligus menjadi cara untuk mempromosikan produk lokal kepada khalayak yang lebih luas. Produk-produk unggulan kampung, seperti hasil kerajinan, makanan khas, hingga hasil bumi, mendapatkan tempat istimewa dalam festival, menciptakan rasa bangga bagi warga karena produk mereka diapresiasi dan diminati oleh banyak orang.

Data yang dikumpulkan panitia dari para pedagang makanan (cenil, jajanan kampung, nasi empok, serabi dan lainnya) menunjukkan, setiap orang mampu mengumpulkan keuntungan rata-rata Rp500.000 setiap malam. Pada festival tahun ini ada 150 lapak, sehingga keuntungan total yang diperoleh warga yang menjajakan dagangannya sebesar Rp75.000.000. Jika dikalikan selama 7 malam, maka total mencapai Rp525.000.000.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*