PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) mencatatkan penyaluran pembiayaan tumbuh dua digit atau 16,04% secara tahunan atau year on year (yoy) pada semester I-2024. Pencapaian itu dilakukan kala kondisi makro ekonomi di dunia dan Indonesia cukup menantang.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan bahwa tekanan terhadap nilai tukar rupiah dan tensi geopolitik perlu dicermati karena berpotensi meningkatkan ketidakpastian. Namun, sepanjang paruh pertama tahun ini, BSI dapat mendorong pertumbuhan pembiayaan dengan mengarahkan kepada segmen-segmen serta sektor yang tepat.
“Karena kalau kita salah masuk, artinya khawatir dengan kualitas dari pembiayaan itu sendiri,” ungkap Hery saat Press Conference Kinerja Kuartal II/2024 BSI secara virtual, Senin (2/9/2024).
Pertama, paparnya, BSI fokus pada segmen yang menguntungkan. Dalam hal ini, utamanya adalah segmen konsumer, seperti pembiayaan perumahan dan ragam kebutuhan. Selain itu, sebagian juga ke segmen retail dan UMKM.
“Termasuknya dalam produk gadai, cicil emas, ini juga adalah segmen yang profitable, yang memberikan profitability yang bagus buat BSI dan dari sisi kualitas juga sangat aman dan bagus. Nah ini adalah produk-produk unggulan kita,” papar Hery.
Sementara pada segmen wholesale banking, Hery mengatakan BSI memiliki sektor-sektor yang tumbuh dan memiliki ekosistem bisnis yang dapat dikembangkan dan terus berkoordinasi dengan holding bank, perusahaan induk, pemegang saham. Itu sesuai dengan eksposur kepemilikan masing-masing, agar tidak melebihi kapasitas.
Di samping itu, dari sisi risk management, Hery mengatakan pihaknya sudah memiliki portfolio guideline dan kriteria penerimaan pembiayaan yang baik, agar pembiayaan diarahkan pada segmen-segmen dan sektor yang tepat.
“Semua kita jaga agar prudent dan diarahkan in line dengan good corporate governance,” ujar Hery.
BSI juga menjaga tingkat persaingan pada level yang sehat, dengan memberikan tingkat imbal hasil yang kompetitif.
“Nah pricing ini tentunya didorong oleh kemampuan kita untuk punya funding murah tadi sehingga kita bisa membeli harga ataupun pricing pembayar yang kompetitif. Jadi kita memang harus lakukan terus gimana mendorong dana murah itu cukup tumbuh dengan baik,” jelas Hery.
Menurutnya, BSI beruntung karena memiliki kemampuan menumbuhkan dana murah atau CASA yang cukup baik. Ini tercermin dari volume tabungan BSI yang berada di peringkat ke-5 secara nasional.