RI Perlu Belajar Dari Malaysia Kembangkan Ekonomi Syariah, Kenapa?

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae dalam CNBC Indonesia Sharia Economic Forum pada Selasa (3/9/2024). (CNBC Indonesia TV)
Foto: Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan, Merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae dalam CNBC Indonesia Sharia Economic Forum pada Selasa (3/9/2024). (CNBC Indonesia TV)

Kinerja perekonomian syariah nasional mencatatkan prestasi gemilang. BI mencatat, pembiayaan perbankan syariah di Indonesia tumbuh sebesar 14,07% secara tahunan (year on year/yoy) pada Mei 2024.

Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan pembiayaan konvensional yang tumbuh 12,15% secara yoy.

Meski demikian Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae menyebut bahwa Indonesia perlu belajar dari negara Malaysia dalam mengembangkan ekonomi syariah terutama perbankan syariah. Sebab kata dia kemajuan ekonomi dan perbankan syariah di Malaysia lebih dahulu dibandingkan di Tanah Air.

“Karena Malaysia komitmennya, pemerintahannya, otoritas, dan komitmen stakeholders sangat kuat untuk mengawal perbankan syariah dan ini yang saya kira perlu belajar dari Malaysia, cara mengembangkan dengan komitmen, dengan semua stakeholders terkait,” ungkap dia dalam Sharia Economic Forum, Selasa (3/9/2024).

Untuk diketahui kinerja perekonomian syariah di Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah Malaysia dan Arab Saudi. Temuan ini berdasarkan laporan The Global Islamic Economy Indicator dalam State of Global Islamic Economy (SGIE) 2023 yang diluncurkan oleh Dinar Standard di Dubai, Uni Emirat Arab.

Dian menambahkan secara regional, sektor perbankan syariah sudah terbilang besar. Apalagi didukung dengan populasi muslim di Indonesia, yakni sebanyak 280 juta penduduk.

Tetapi kata dia, sektor perbankan syariah tidak cuma mengandalkan basis customer muslim tersebut dalam menghadapi kompetisi dengan bank konvensional. Dengan kata lain, perbankan syariah juga perlu menarik investor atau debitur yang berorientasi bisnis dengan menawarkan produk-produk yang dibutuhkan.

“Perbankan syariah bisa dikatakan kompetitif. Karena itu saya sampaikan kalau produk ini bervariasi diberikan perbankan syariah, dengan apakah basis perdagangan, basis investasi, dan lain sebagainya,” ujar Dian.

“Saya kira ini menunjukkan akan banyak variasi ke depan yang memungkinkan opsi debitur maupun deposan untuk melakukan investasi atau mengajukan pembiayaan,” tambah dia.

https://extension.jp.net/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*