Longsor mengubur ratusan orang di perkebunan teh dan desa-desa di distrik Wayanad, Kerala, India, Selasa. Peristiwa itu menyebabkan sedikitnya 106 orang tewas.
Mengutip Reuters, Rabu (31/7/2024), kejadian bermula saat hujan lebat terjadi dan merobohkan lereng bukit. Ini memicu aliran lumpur, air, dan tanah serta bongkahan batu.
Sebagian besar korban adalah pekerja perkebunan teh dan keluarga mereka yang tertidur di tempat penampungan sementara. Tayangan televisi menunjukkan petugas penyelamat bergegas melewati pohon-pohon yang tumbang dan bangunan seng yang rata saat bongkahan batu berserakan di lereng bukit dan air berlumpur mengalir deras.
Selain korban tewas, dilaporkan sedikitnya 128 orang terluka. Puluhan orang lain belum diketahui keberadaanya.
“Jumlah korban tewas mungkin lebih tinggi yaitu mencapai 119 orang,” kata TV ASIANET.
Peristiwa ini menjadi bencana terburuk di negara bagian tersebut sejak 2018. Kala itu banjir besar menewaskan hampir 400 orang.
“Masih ada orang yang terjebak di bawah tanah dan mereka yang tersapu,” kata Kepala Menteri Kerala Pinarayi Vijayan kepada wartawan.
“Operasi penyelamatan akan terus berlanjut dengan segala kekuatan dan sarana yang memungkinkan,” tambahnya.
Lebih dari 3.000 orang telah dipindahkan dari daerah tersebut dan ditampung di 45 kamp pengungsian di distrik tersebut. Ratusan personel aparat termasuk tentara, menggunakan pesawat nirawak dan anjing pelacak untuk mencari korban selamat.
Sementara itu, seorang korban selamat Vijayan,mengatakan bahwa ia terbangun di tengah malam. Ia merasakan tanah berguncang dan melihat tiang listrik tumbang.
“Beberapa tetangga dan saya berlari ke rumah-rumah terdekat tempat kami mendengar teriakan minta tolong dan membawa beberapa korban luka ke tempat yang aman,” katanya.
“Ayah, ibu, saudara perempuan saya dan putrinya berada di dalam rumah dan saat saya menghampiri mereka, tanah longsor berikutnya menghantam dengan suara gemuruh,” tambahnya.
“Saya berpegangan pada jeruji jendela saat saya melihat ibu dan saudara perempuan saya menghilang di bawah lumpur, saya tidak bisa berbuat apa-apa.”
Kerala adalah negara bagian yang terkenal sebagai salah satu tujuan wisata paling populer di India. Curah hujan di daerah itu mencapai 572 mm selama periode 48 jam.
“Perubahan iklim … curah hujan dan bencana alam lainnya terkadang tidak dapat diprediksi,” kata Kepala Menteri setempat.